Indonesia mengekspor ikan tenggiri dan ikan layur hasil tangkapan UKM nelayan ke Dongguan, China, lewat seremoni oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Slin Komira, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (13/6/2020). “Ini kick off untuk mulai reaktivasi kegiatan ekonomi, terutama untuk ekspor. Hari ini PT ATT dengan AeXI Hub ekspor untuk UMKM sudah kerja sama dengan Rumah Perubahan mengkonsolidasi produk nelayan dari berbagai daerah; diaspora yang mencarikan market di China. Kolaborasi yang bagus dan memang untuk mendorong ekspor UMKM,” kata Teten. Menurutnya memasuki era New Normal, secara bertahap percepatan pemulihan UKM mulai berjalan.
Apalagi pemerintah kini tengah menggenjot ekspor produk UMKM. Ditargetkan tahun ini sebesar 14 persen dan akan meningkat 2 kali lipat di tahun 2024. Ia mengakui, potensi perikanan di Indonesia melimpah, dengan hasil produk sektor perikanan, 96 persennya adalah UMKM. Sementara market pasar di China yang bagus harus dimanfaatkan untuk bisa menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
“Ini sekarang lagi digenjot oleh pemerintah, kemarin tertunda dulu karena pandemi Covid 19. Target kita saat ini 14 persen, dan di 2024 ditargetkan 2 kali lipatnya. Kita sudah bisa mulai mengkonsolidasi hasil nelayan, sektor perikanan 96 persan hasil dari UMKM." "Kita punya potensi ikan yang begitu besar, sehingga ekspor kita hari ini ke China, yang marketnya begitu besar, sudah tepat,” ujar Teten. Dia mengakui ada empat komoditi ekspor yang tidak berhenti di tengah pandemi, yaitu ikan, arang batok kelapa, rempah rempah dan buah. Keempat komoditi tersebut, menurutnya, melibatkan banyak UMKM.
“Kita ingin kerja sama terus untuk mendorong UMKM semakin banyak dan terus tumbuh. Dari pengalaman banyak negara dan studi oleh UI, UMKM yang bisa tumbuh dan berkembang itu adalah yang bermitra dengan usaha besar. Kita baru 5 persen yang sudah terhubung dengan usaha besar,” pungkas dia.