Ajaran Islam sejatinya mengajak dalam kebaikan. Berbagai kehidupan sosial ikut diatur di dalamnya, di mana antar manusia menjalankan norma yang baik, terhitung sebagai pahala. Hal itu sebagai dasar adanya habluminallah (hubungan vertikal manusia kepada Allah) dan habluminannas (hubungan horizontal sesama manusia).
Termasuk adanya adab makan dan minum dalam Islam. Hal ini diatur bukan hanya menilai segi hubungan antar manusia saja. Tapi juga berkaitan dengan kesehatan.
Perihal makan dan minum pun tertuang dalam AlQuran. Melalui Nabi Muhammad SAW, umat Islam dapat belajar adab berpakaian, adab bertamu, hingga adab makan dan minum. Bagaimana beliau mencontohkan sedemikian rupa. Hal ini tercatat dalam hadist yang diriwayatkan oleh para sahabat Rasul SAW.
Bagi umat Islam, alangkah baiknya bila mampu mencontoh perangai Rasulullah SAW. Meski masyarakat Indonesia mayoritas penduduk muslim, tak dapat dipungkiri berbagai adab yang dicontohkan Nabi SAW mungkin belum sepenuhnya dilaksanakan dengan benar.
Padahal bila dipahami dan dimaknai mendalam, adab makan dan minum dalam Islam sendiri sangatlah detail. Sarat makna akan kesehatan dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Serta menjujung rasa menghargai sebuah hidangan.
Supaya lebih jelas, berikut beberapa adab makan dan minum dalam Islam.
1. Mengonsumsi yang Halal
Adab makan dan minum yang pertama dan utama ialah mengonsumsi yang halal. Allah SWT sangat melarang umat Islam mengonsumsi sesuatu yang haram, karena akan banyak sekali mudharat yang didapatkan.
Oleh sebab itu, kini banyak penelitian yang kian menjelaskan. Berbagai alasan tidak baik dari mengonsumsi daging babi, minuman beralkohol, dan masih banyak lagi. Kewajiban ini tertuang dalam AlQuran surat Al-Maidah ayat 88, yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
2. Mencuci Kedua Tangan
Adab makan dan minum dalam Islam selanjutnya ialah membiasakan mencuci kedua tangan, sebelum dan sesudah. Meski terdengar sederhana, namun ini menjadi hal wajib. Terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Bayangkan bahwa Islam telah mengajarkan untuk mencuci tangan sejak ribuan tahun silam. Sebelum orang modern menyadari pentingnya cuci tangan agar terhindar dari penyakit. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang dijelaskan oleh Aisyah radhiallahu’anha:
“Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum.” (HR. Abu Daud no.222, An Nasa’i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i)
3. Berdoa Sebelum Makan
Setelah itu barulah memanjatkan doa, sebagai bentuk syukur atas berkah dan nikmat, berupa makanan yang diberikan oleh Allah SWT. Serta memohonkan ampun, dimudahkan rezeki yang baru, dan supaya terhindar dari siksa dosa.
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi.” (HR. At-Tirmidzi).
Doa makan yang lengkap:
“Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannaar”
Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau berkenan memberikan berkah (kemanfaatan) kepada kami atas apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan semoga Engaku berkenan menjaga kami dari siksa api neraka yang menyakitkan.”
4. Gunakan Tangan Kanan
Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk makan menggunakan tangan kanan (bagi yang mampu). Hal ini supaya tidak meniru adab setan yang kerap menggunakan tangan kiri.
“Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).
5. Tidak Mencela Makanan
Adab makan dan minum dalam Islam, menyangkut dalam beberapa aspek. Termasuk menjaga hubungan silaturahmi antar sesama manusia dan menghargai berkah dari Tuhan. Mencela makanan sama saja tidak menghormati rezeki dan tidak hormat pada orang di sekeliling.
Seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasul SAW. Saat di sebuah tempat dan dihidangkan makanan oleh seseorang. Meskipun makanan atau minuman yang dihidangkan itu kurang disukai, maka sangat dianjurkan untuk tidak mencelanya. Sampaikanlah alasan yang baik dan tidak menyinggung.
“Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Muslim)
6. Tidak Mubazir
Agama Islam sangat melarang umatnya untuk melakukan kegiatan yang sia-sia atau mubazir. Salah satunya dengan makanan dan minuman. Bahkan Allah sangat melaknat orang-orang yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Baik dari cara berpakaian hingga dalam hal makan dan minum.
Kita dianjurkan untuk makan secukupnya dan tidak rakus. Tak perlu mengambil porsi melebihi kemampuan perut dan membuat kekenyangan atau tidak habis termakan. Parahnya lagi bila makanan sisa tersebut akhirnya terbuang sia-sia.
Allah berfirman dalam AlQuran surat Al-A’raf ayat 31, yang artinya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
7. Segera Makan Hidangan yang Disiapkan
Adab makan dan minum berikutnya yakni menyegerakan makan hidangan yang telah disiapkan. Hal ini berkaitan dengan kasus salat. Saat adzan berkumandang, kita diperbolehkan untuk menyantap dahulu.
Karena apabila salat dalam keadaan makanan sudah siap dan perut sangat lapar, maka dikhawatirkan salat menjadi tidak tenang memikirkan makanan.
“Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah salat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari)
8. Akhiri Makan & Minum dengan Berdoa
Selain dibuka dengan doa, tutuplah prosesi makan kita juga dengan berdoa. Sebagai bentuk mengucap syukur atas makanan yang disantap.
“Alhamdu lillaahil ladzii ath’amanaa wa saqoonaa wa ja’alnaa muslimiin.”
Artinya: “Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan makanan dan minuman ini serta jadikan kami sebagai orang-orang islam.”
Sumber : Merdeka.com