Siapa Sangka, 5 Animator Perempuan ini Berkontribusi dalam Film Box Office

Film-film animasi yang semakin canggih dan menarik diikuti tak terlepas dari tanggung jawab animator. Namun, tahukah Anda bahwa mayoritas animator di industri animasi adalah pria? Meski begitu, ada juga cerita perempuan dunia asal Indonesia yang menangani film animasi box office.

Ya, lima animator perempuan asal Indonesia berikut membuktikan bahwa mereka tak hanya lihai menggunakan komputer dan software, tetapi juga menghidupkan karakter dengan keterampilan mereka.

 

  • Rini Sugianto

Pernah mendengar atau sempat menonton The Adventures of Tintin, Teenage Mutant Ninja Turtle, The Hobbit: The Desolation of Smaug, dan The Avengers? Kesuksesan film-film tersebut tak terlepas dari campur tangan animator asal Indonesia, Rini Sugianto. Sebelum tinggal di California, Amerika Serikat, Rini mengenyam pendidikan di jurusan Arsitektur, Universitas Parahyangan. Kariernya di industri animasi sendiri sudah dirintis sejak 2005.

 

  • Griselda Sastrawinata

Kecintaannya pada film-film Disney membakar semangat Griselda Sastrawinata untuk mewujudkan impiannya menjadi animator andal. Dia pun memulai langkahnya dengan melanjutkan studi di Art Center College of Design di Pasadena. Begitu lulus, Griselda lantas bekerja di Dream Works Animation yang melibatkannya dalam sejumlah film seperti Kung Fu Panda 2 dan Home. Namun, posisinya sebagai visual development artists di Moana seakan menjadi pencapaian terbaik Griselda.

 

  • Marsha Chikita Fawzi

Akrab dipanggil Chiki, anak dari pasangan Ikang Fawzi dan Marisaa Haque ini ternyata merupakan animator dari karakter Susanto dalam serial animasi Upin & Ipin. Chiki bahkan memperkenalkan macam-macam penganan khas Indonesia lewat karakter tersebut. Walau tak terlibat lagi dalam produksinya, Chiki sekarang sudah punya perusahaan animasi independen bernama Monso House. Salah satu karyanya, yakni Gocex, dapat ditonton di kanal Youtube perusahaan tersebut.

 

  • Paula Alam

Pengaruh orang tua justru menjadi awal mula ketertarikan Paula Alam terhadap dunia animasi. Sejak kecil ia sering diajak oleh kedua orang tuanya untuk menonton film animasi dan bermain game. Ketika kahirnya duduk di bangku SMA, ia baru mulai menyelami lebih dalam kegemarannya akan dunia animasi.

Cita-citanya menjadi animator pun tercapai dan ia bergabung di Pixar Animation Studio di California, AS, sejak 2017 lalu. Baru-baru ini, ia pun terlibat dalam pembuatan film Soul garapan studio tersebut.

 

  • Faza Sulthon

Berprofesi sebagai compositer visual effect, Faza Sulthon rupanya sudah menangani sejumlah film kenamaan seperti The Finest Hours, The Revenant, sampai X-Men: Apocalypse. Kesempatannya untuk jadi animator film-film box office tak terlepas dari pengalamannya selama bekerja di Moving Picture Company, sebuah perusahaan ternama di Kanada yang bergerak di bidang visual effect. Sementara di Indonesia, Faza dan sang kakak sudah menelurkan Gob and Friends melalui Studio Hompimpa.

Lantas, siapa kira-kira animator muda yang bakal mengikuti jejak nama-nama di atas?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.