Mitos Atau Fakta? Mandi Air Dingin Bikin Badan Sehat

Banyak yang menyebut bahwa mandi air dingin jauh lebih menyehatkan ketimbang mandi air hangat atau panas. Namun apakah hal ini benar?

Menurut The Verge yang mengumpulkan beberapa jurnal kesehatan terkait hal tersebut, dalam studi yang dipublikasikan di PLos One soal mandi air dingin dan dampaknya untuk kesehatan dan pekerjaan, disebut bahwa mereka yang mandi air dingin 29 persen lebih rendah beresiko sakit. Secara keseluruhan, mereka juga jarang merasa sakit.

Studi ini pun cukup akurat, di mana ada 3.000 partisipan yang tidak terbiasa mandi air dingin, yang dibagi untuk mandi air dingin dan tetap mandi air panas di rentang waktu yang cukup lama. Selain itu, studi ini dilakusanakan di Belanda pada bulan Januari, sehingga keadaan sedang sangat dingin.

Tetap Sakit

Dalam temuan di studi ini pun, sebenarnya para pelaku mandi air dingin juga jatuh sakit. Perbedaannya, mereka tetap kuat untuk pergi bekerja atau beraktivitas.

Akhirnya para peneliti berkesimpulan secara sederhana, tak ada perbedaan berarti antara mandi air dingin atau pun air hangat, dan mandi air dingin tak membuat kita lebih sehat. Perbedaan paling signifikan hanya mandi air dingin akan membuat kita lebih kuat untuk tetap beraktivitas.

Kalau Anda pilih air dingin atau hangat?

Mitos Fakta Kidal

Kita mengenal bahwa konsep menggunakan tangan kanan adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Sebaliknya, melakukan sesuatu dengan tangan kiri akan diangap sebagai perbuatan yang kurang baik.

Hal ini berlaku untuk melakukan hal seperti makan atau memberikan sesuatu kepada orang lain.

Namun kidal sudah dianggap sebagai hal yang umum, dan perbedaan sudah mulai dipahami oleh masyarakat. Bahkan, seringkali orang kidal dianggap ‘lebih’ daripada orang normal.

Seringkali kita sering mendengar pelabelan bahwa orang yang kidal itu lebih cerdas, memiliki pemikiran yang ‘out of the box,’ serta dipenuhi dengan talenta artistik. Namun apakah generalisasi ini didukung oleh penelitian sains? Benarkah dengan menjadi kidal saja akan membuat seseorang lebih kreatif dan cerdas?

Jawabannya ternyata, mungkin. Meski banyak pelabelan tersebut yang terbukti benar, berbagai penelitian ilmiah tak begitu mendukung hal tersebut. Orang kidal yang ternyata mencapai 20 persen dari jumlah populasi dunia, sudah sering diteliti dan dicari kaitannya akan kesehatan mental, sistem imun, bahkan catatan dan perilaku kriminal yang ia lakukan.

Dilansir dari Psychology Today, ternyata meski terbukti baik dalam hal pemecahan masalah, ternyata orang kidal cenderung untuk meninggal lebih cepat.

Banyak studi yang menemukan bahwa orang kidal memang jauh lebih kreatif dalam berbagai aspek. Hal ini dikarenakan orang kidal harus menyesuaikan diri dengan dunia normal yang segala sesuatunya didesain untuk orang dengan tangan kanan yang lebih fungsional. Hal ini membuat orang kidal lebih terbiasa untuk berpikir di luar kebiasaan.

Namun jika disimpulkan dari berbagai konklusi ilmiah yang rumit, tak ada perbedaan mendasar dari orang yang menggunakan tangan kiri dan tangan kanan lebih dominan. Hal ini dikarenakan seharusnya tak ada kidal dan non kidal, karena yang ada hanyalah derajat dominasi dari masing-masing tangan.

Sadarkah bahwa kita tak sepenuhnya menggunakan tangan kanan atau kiri secara dominan? Kita menggunakan tangan kanan untuk hal tertentu, dan tangan kiri untuk lainnya. Hal inilah yang membuat sebenarnya kidal atau non kidal itu sama saja.

Terlebih lagi, fasilitas juga makin mendukung untuk orang menjadi kidal, dan orang kidal sejak kecil sudah beradaptasi dengan baik dengan dunia ‘kanan.’

Dari penelitian lebih lanjut, justru orang yang dapat membagi dominasi tangan kanan dan kiri adalah orang yang pemikirannya lebih fleksibel. Mereka adalah orang yang mudah bersimpatik kepada perspektif orang lain. Ketika mereka mempertimbangkan manfaat dan resiko dalam mengambil keputusan, mereka adalah orang-orang yang lebih fokus kepada resikonya.

Setidaknya, hal ini sedikit membuktikan bahwa mitos orang kidal lebih cerdas bisa jadi benar, dan bisa jadi salah. Sains meletakkan semua orang pada posisi yang setara, tak peduli dominasi tangan mana yang lebih kuat. Setuju?

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.